managemen keuangan

BAB I

PENDAHULUAN

I.         PERMASALAHAN

Bagi kalangan akademis dan praktisi bisnis Indonesia, perlu diketahui bahwa menurut kajian suatu lembaga penelitian yang berpusat di Hongkong, dunia bisnis Indonesia diklasifikasikan nomor 3 terburuk ditinjau dari corporate governance (penglolaan perusahaan). Bila hal ini terus dibiarkan berlarut-larut maka kehidupan bisnis Indonesia akan dijauhi oleh para investor luar negeri, padahal Indonesia memerlukan investasi yang besar untuk menggerakan roda perekonomannya. Keterpurukan bisnis Indonesia tersebut tidak terlepas dari masalah manajemen keuangan. Oleh karena itulah, masalah manajemen keuangan dibahas dalam makalah ini.

Suatu perusahaan harus tahu bagaimana mengelola segala unsur dari segi keuangan. Hal ini wajib dilakukan karena keuangan mrupakan salah satu fungsi penting dalam pencapaian suatu perusahaan. Oleh karena itu suatu perusahaan harus mengetahui aktifitas keuangnnya. Khususnya penganalisian sumber dana dan penggunaannya untuk memberikan keuntungan maksimum bagi perusahaan.

II.      RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini kami mencoba menyuguhkan berbagai aspek yang terdapat pada suatu bisnis, antara lain:

1.      Kegiatan Manajemen Keuangan

2.      Ruang Lingkup Manajemen

3.      Penyusun Anggaran

4.      Akuntansi Keuangan

5.      Penyusun Laporan Keuangan

6.      Analisis Rasio

7.      Pendanaan

BAB II

MANAJEMEN KEUANGAN

I.         KEGIATAN MANAJEMEN KEUANGAN

1.         Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan (financial management) adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi keuangan, dimana fungsi manajemen keuangan meliputi penghimpunan dan pendayagunaan dana.[1]

Penghimpunan dana biasanya berasal dari internal dan eksternal perusahan. Sumber dana dari dalam perusahaan meliputi: penggunaan laba perusahaan,  penggunaan dana cadangan,  dan penggunaan laba ditahan (keuntungan yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham)[2]. Sedangkan  sumber dana dari luar  perusahaan meliputi: modal pemilik perusahaan dan dana pihak lain berupa leasing (perjanjin kontrak antara lessor dengan lesse), pegadaian, maupun kerjasama bank syariah.[3]

Pendayagunaan perusahaan biasanya dibagi dalam penggunaan jangka pendek dan jangka panjang. Penggunaan jangka pendek digunakan untuk aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang, dan persediaan. Sedangkan jangka pendek digunakan untuk aktiva tetap seperti asset tanah, bangunan, dan peralatan.

2.         Kegiatan Keuangan dalam Bisnis

Kegiatan keuangan dapat digambarkan sebagai berikut: “kegiatan merencanakan, mengorganisir, mengawasi pencarian dana untuk modal kerja atau investasi, dan mengelola laba yang diperoleh maupun mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.”

Selain penggambaran di atas, kegiatan yang dilakukan manajemen keuangan dapat dikelompokan sebagai berikut:

a.  Financing decision untuk kegiatan mencari dana dan mengelolanya.

b.  Investment decision untuk kegiatan mengevaluasi rencana investasi fisik

c.  Deviden decision untuk kegiatan mengelola surat berharga dan melayani investor.[4]

Tujuan yang ingin dicapai dalam manajemen keuangan adalah memaksiamalkan nilai (value) perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin. Seorang manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan.

II.      LINGKUNGAN MANAJEMEN KEUANGAN

Manajemen keuangan dalam bisnis meliputi manajemen modal kerja, manajemen kas, manajemen piutang, manajemen persedian, manajemen investasi fifik (real investment).

1.    Manajemen Modal Kerja

Modal menurut Bambang Riyanto (2001) menurut pengertian klasik berarti hasil produksi yang digunakan untuk produksi selanjutnya.[5] Modal kerja memiliki beberapa  ukuran yaitu: Ukuran kuantitatif adalah seluruh aktiva lancar, meliputi: kas, piutang, persedian, dan penyertaan. Ukuran kualitatif adalah modal kerja yang riil dapat dioperasikan dalam bisnis yang diukur dengan total aktiva lancar dikurangi utang lancar. Ukuran fungsional adalah modal kerja yang menitikberatkan kepada manfaat dari dana yang dimiliki dalam menghasilkan laba.

Kegiatan manajemen modal kerja meliputi: merencanakan jumlah modal kerja, mengelola dengan efesien, dan mengevaluasi untuk perbaikan.

a.      Mencari sumber dana

Sumber dana perusahaan dapat diperoleh secara internal dan eksternal. Sumber dana internal dapat berupa laba yang ditahan dan depresiasi; sedangkan sumber dana eksternal dapat berupa pinjaman dari bank, penjualan surat-surat berharga ke pasar modal baik berupa obligasi sebagai utang perusahaan, penjualan saham sebagai modal perusahaan. Prinsip dalam menentukan sumber dana adalah memilih sumber dana yang memiliki biaya capital (cost of capital) yang lebih rendah dari sumber dana lain. Cost of capital adalah biaya yang harus dikeluarkan dari sumberdana yang dipegunakan perusahaan berupa bunga / bagi hasil yang harus dibayar jika berasal dari utang dan lain-lain.[6]

b.      Prinsip Pengelolaan Modal Kerja

Modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan harus dipergunakan untuk membiayai seluruh kegiatan rutin peruahaan, mengganti kerugian bila terjadi, membayar hutang perusahaan dan pengeluaran lain oleh perusahaan.

Prinsip pengelolaan modal kerja adalah menghindari deficit atau surplus sehingga tidak terjadi kekurangan atau kelebihan modal kerja, karena jika terjadi deficit maka harus ditutupi dengan hutang jangka pendek, dan jika terjadi surplus maka harus dialokasikan untuk investasi jangka pendek agar tidak ada dana yang menganggur.

2.    Manajeman Kas

Prinsip-prinsip dalam manajemen kas, berarti:

a.       Kas masuk: mempercepat proses transfernya sehingga secepatnya menjadi milik perusahaan.

b.      Kas keluar: memperlambat dalam masa aman dalam kepentingan pembayaran kepada pihak lain.

c.       Saldo kas: menghitung jumlas saldo kas optimum sehingga sisanya dapat ditanamkan dalam financial investment.

Financial investment adalah investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, atau sekedar dititipkan kepada lembaga keuangan.

3.    Manajemen Piutang

Transaksi piutang dagang terjadi akibat perusahaan menjual produknya secara kredit. Jadi piutang merupakan suatu dana milik perusahaan yang tertanam di pihak lain yaitu pembeli. Dalam manajemen piutang diperlakukan prinsip 5C, 3R dalam penjualan kredit. Prinsip 5R adalah evaluasi terhadap character, capacity, collateral, capital, dan condition calon pembeli. Prinsip 3C adalah tentang return, repayment capacity, risk bearing ability dari usaha pembeli.

4.      Manajemen Persediaan

Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen persediaan adalah mengupayakan keefisiensian biaya dari pembelian bahan baku sampai dengan penyimpanan. Upaya efisiensi tersebut dapat dilakukan dengan metode Economic Order Quatity jika pembeliannya rutin, produksinya stabil, bahan selalu tersedia dan biaya pesan serta simpan dalam jumlah tetap. Cara kedua dapat dilakukan dengan mengefisiensinkan biaya pembelian dengan menerapkan metode re-order point.

5.      Manajemen Investasi Fisik (Real Investment)

Manajemen investasi fisik adalah upaya yang dilakukan untuk mengevaluasi setiap rencana investasi fisik atau menambah aktiva tetap.[7] Evaluasi ini dapat dilakukan dengan menganalisis studi kelayakan dari aspek keuangan yaitu menghitung nilai waktu dan uang.

III.   PENYUSUNAN ANGGARAN

Anggaran diartikan sebagai perencanaan atau penerjemahan sebuah program kerja yang diungkapkan dalam bentuk keuangan. Keputusan anggaran yang diambil merupakan pelaksanaan fungsi manajemen organisasi. Kegunaan dari penyusunan anggaran antara lain yaitu: hasil yang diharapkan dari suatu rencana dapat diproyeksikan sebelum rencana tersebut dilaksanakan, sebagai dasar penilaian prestasi yang dihasilkan (dilihat dari tolak ukur prestasi), memaksakan adanya organisasi yang baik sehingga setiap manajer mengerti kukuasaan dan kewajibannya, meningkatkan peran serta semua lini manajemen.

Sekalipun tingkat kepentingannya telah diakui, akan tetapi anggaran mempunyai bebrapa kelemahan-kelemahan yang harus diperhatikan antara lain: taksiran tidak terlalu tepat, harus disesuaikan dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Dalam penyusunan anggaran dikenal dengan istilah master budget atau anggaran induk. Anggaran ini terdiri atas kumpulan prakiraan yang saling berkaitan dan terkoordinasi yang merupakan rencana yang lengkap untuk periode anggaran yang akan datang.

IV.   AKUNTANSI KEUANGAN

Setiap perusahaan memerlukan system pencatatan dan pembukuan untuk mengetahui aktifitas usaha dan hasil usaha yang telah dicapai. Akuntansi memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan, antara lain: memberikan informasi mengenai seluruh transaksi bisnis yang telah dilakukan perusahaan dan dampak yang dihasilkan, memberikan informasi perkembangan yang dialami perusahaan, menjadi dasar analisis kondisi keuangan dan operasional perusahaan, menjadi dasar pembuatan laporan keuangan dalam rangka penganjuan pinjaman atau penawaran investasi dan penggabungan usaha.

Perusahaan menggunakan akuntansi adalah untuk mngetahui kondisi keuangan, mendukung pengambilan keputusan dan operasi usaha mereka. Oleh karena itu akuntansi harus sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum (Generally Accepted Accounting Principles-GAAP) yang menjelaskan bagaimana informasi keuangan harus dilaporkan. Salah satu tugas akuntansi adalah melaporkan data keuangan yang akurat. Tata buku adalah pencatatan transaksi keuangan perusahaan. Perusahaan diharuskan scara berkala melaporkan pendapatan, biaya, dan laba mereka kepada petugas pajak sehingga pajak pelaporan mengacu pada akuntansi keuangan. Diantaranya penafsiran keuangan sebagai berikut:

1.    Pelaporan Kepada Pemegang Saham

Perusahaan public diwajibkan untuk melaporkan kondisi keuangan secara berkala kepada para pemegang saham potensial, kemudian para pemegang saham akan menilai laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dimana mereka berinvestasi.

2.    Pelaporan Kepada Kreditor

Perusahaan juga melaporkan kondisi keuangannya kepada kreditor yang sudah ada atau calon kreditor, kemudian kreditor akan menilai laporan keuangan perusahaan untuk menentukan kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan dalam melunasi pinjamannya.

3.    Menjamin Keakuratan

Akuntansi publik menyediakan jasa akuntansi bagi perusahaan yang memperkerjakannya. Akuntansi publik menyediakan jasa akuntansi untuk berbagai macam perusahaan. Lisensi diperlukan untuk praktik akuntan publik.

4.      Dukungan Pengambilan Keputusan

Perusahaan menggunakan informasi keuangan yang dibuat oleh akuntan untuk mendukung pengambilan keputusan. Sebagai contoh, manajer keuangan perusahaan menggunakan informasi historis pendapatan dan biaya untuk pembuatan anggaran. Manajer pemasaran menggunakan informasi penjualan untuk mengtahui dampak atas promosi tetentu. Manajer produksi menggunakan informasi penjualan berdasarkan musim untuk meningkatkan produksi yang diperlukan pada masa mendatang. Jenis aktivitas akuntansi yang dilakukan untuk menyediakan infomasi yang digunakan manajer untuk mengambil keputusan disebut sebagai Akuntansi Manajemen.

5.      Pengawasan

Akuntansi manajemen membantu manajer untuk menegakkan pengawasan informasi akuntansi pada penjualan digunakan untuk mengawasi kinerja. Tugas akuntansi lainnya adalah untuk pengawasan (audit), yang berfungsi menilai kebenaran pencatatan yang diigunakan daam pembuatan laporan keuangan perusahaan. Auditor internal bertugas untuk mengvaluasi berbagai macam devisi dalam perusahaan untuk meyakinkan bahwa mereka beroperasi secara efisien.

V.      PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Tujuan laporan keuangn adalah untuk melaporkan pada pengguna yang berkepentingan tentang kondisi dan operasi keuangan perusahaan. Hal yang perlu diperhatikan dalam laporan keuangan adalah laporan laba rugi dan neraca. Selain itu laporan keuangan juga bertujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin. Seorang manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan.[8]

1.         Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi menunjukan pendapatan, biaya, dan laba ditahan selama periode tertentu (seperti triwulan atau tahunan). Penjualan Bersih mencerminkan semua penjualan dikurangi potongan penjualan. Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah biaya bahan yang digunakan memproduksi barang yang dijual. Laba Kotor adalah penjualan dikurangi dengan HPP. dan hal lainnya akan dijelaskan pada tabel berikut:

Contoh Susunan Laba Rugi
Penjualan Bersih		Rp.32,000,000
Harga Pokok Penjualan		RP.23,000,000
Laba Kotor		RP.  9,000,000
Biaya Penjualan	Rp. 2,500,000
Biaya Umum dan Administrasi	Rp. 2,200,000
Total Biaya Operasi		RP.  4,700,000
Laba Sebelum Bunga dan Pajak		RP.  4,300,000
Biaya Bunga		RP.     700,000
Laba Sebelum Pajak		RP.  3,600,000
Pajak Pendapatan (30%)		RP.  1,080,000
Laba Bersih		RP.  2,520,000

2.         Neraca

Neraca menunjukan nilai buku dari semua aktiva, kewajiban, dan ekuitas pada waktu tertentu. Semua yang dimiliki perusahaan disebut aktiva. aktiva yang terdapat pada neraca terbagi menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar adalah aktiva yang dapat berubah nilai dan jumlahnya dalam satu periode. Aktiva tetap adalah aktiva yang dapat mengalami kemunduran nilai aktivanya karena terjadi penyusutan.  Dalam pengertian ekonomi, semua utang perusahaan disebut kewajiban. Pada sebuah perusahaan sebagian aktivanya merupakan dukungan dana dari pemilik yang disebut ekuitas pemilik (Ekuitas Pemegang Saham). Bagian sisanya didukung dengan pinjaman dari pihak ketiga yang menimbulkan kewajiban. Hubungan ini digambarkan dengan persamaan dasar akuntansi:

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas

Contoh Susunan Neraca
Aktiva
Aktiva Lancar:
	Kas	Rp.     250,000
	Surat Berharga	Rp.     350,000
	Piutang Dagang	Rp.     500,000
	Persediaan	Rp.     900,000
	Total Aktiva Lancar		Rp.  2,000,000
Aktiva Tetap:
	Bangunan dan Peralatan	Rp.  9,000,000
	(Akumulasi Penyusutan)	Rp.  1,000,000
	Total Aktiva Tetap		Rp.  8,000,000
Total Aktiva			Rp.10,000,000
Kewajiban dan Ekuitas
Kewajiban Lancar:
	Utang dagang	Rp.     650,000
	Wesel Bayar	Rp.     450,000
	Total kewajiban lancar	Rp.  1,100,000
Kewajiban Jangka Panjang:		Rp.  4,900,000
Total kewajiban			Rp.  6,000,000
Ekuitas:
	Saham biasa (5000 /  lmbr, 200 lmbr)	Rp.  1,000,000
	Tambahan Modal Disetor	Rp.  1,700,000
	Laba Ditahan	Rp.  1,300,000
	Total Ekuitas		Rp.  4,000,000
Total Kewajiban dan Ekuitas			Rp.10,000,000

VI.   ANALISA RASIO

Analisa Rasio adalah penilaan hubungan antar variabel laporan keuangan.[9] Perusahaan dapat menilai karakteristik keuangan mereka dengan rasio keuangan perusahaan lainnya yang sejenis. Perusahaan dapat juga melakukan penilaian rasio sepanjang waktu untuk menentukan apakah karakteristik keuangan mengalami kenaikan atau penurunan. Rasio keuangan dapat diklasifikasikan sesuai dengan karakteristik pengukurannya. Klasifikasi tersebut digambarkan sebagai berikut:

1.         Pengukuran Likuiditas

Likuditas merujuk pada kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajban jangka pendek. Tingginya tingkat likuiditas perusahaan dapat meningkatkan keamanan perusahaan, tetapi tingkat likuiditas yang berlebihan juga dapat mengurangi keuntungan perusahaan. Dua jenis pengukuran likuiditas yang umum adalah sebagai berikut:

Rasio Lancar: diperoleh dengan membandingkan aktiva lancer dengan kewajiban lancar. Rasio tersebut didefinisikan sebagai berikut:

Rasio Lancar	Aktiva Lancar		Rasio Lancar	Rp.  2,000,000	= 1.82
	Kewjiban Lancar			Rp.  1,100,000

Jika dibandingkan rata-rata industri adalah 1.60 maka rasio lancarya terlalu tinggi.

Rasio Cepat: memerlukan penyesuaikan dengan rasio lancar. Persediaan tidak mudah diubah menjadi kas, maka harus dikeluarkan pada saat likuiditas. Makin bersar rasio cepatnya maka makin besar likuiditasnya. Rasio tersebut didefinisikan sebagai berikut:

Rasio Cepat	AkLa - persediaan		Rasio Cepat	Rp.  1,100,000	= 1.00
	Kewjiban Lancar			Rp.  1,100,000

Jika dibandingkan rata-rata industri adalah 0.90 maka rasio cepatya terlalu tinggi.

2.      Pengukuran Efisiensi

Rasio efisiensi mengukur bagaimana efisiensi perusahaan mengelola aktivanya. Rasio efisiensi popular dijelaskan sebagai berikut:

Perputaran Persediaan

Perusahaan lebih suka menghasilkan tingkat penjualan yang tinggi dengan investasi yang rendah pada persediaan karena lebih sedikit dana yang dikeluarkan. Rasio perputaran dapat menggunakan rumus:

Perputaran Persediaan	HPP		Perputaran Persediaan	Rp.23,000,000	= 25.6
	Persediaan			Rp.     900,000

Jika dibandingkan rata-rata industri adalah 16.2 maka Perputaran persediaannya terlalu tinggi.

Perputaran Aktiva

Perusahaan lebih memilih untuk mendukung tingkat penjualan yang tinggi dibandingkan dengan nilai aktiva yang kecil, sehingga mereka dapat memafaatkan aktiva yang mereka miliki. Rasio aktiva dapat menggunakan rumus:

Perputaran Aktiva	Penjualan Bersih		Perputaran Aktiva	Rp.32,000,000	= 3.20
	Total Aktiva			Rp.10,000,000

Jika dibandingkan rata-rata industri adalah 4.11 maka Perputaran aktivanya terlalu rendah.

3.         Pengukuran Leverage Keuangan

Leverage keuangan adalah pengukuran kemampuan biaya untuk meningkatkan laba yang disajikan dalam tingkatan dimana perusahaan menggunakan dana dari pinaman untuk membiayai aktivanya. Perusahaan yang mempunyai pinjaman lebih besar dari ekuitasnya dikatakan mempunyai leverage keuangan yang tinggi dalam pendanaannya. Keadaan ini sangat menguntungkan bagi perusahaan, namun juga mempunyai resiko yang berbahaya jika kinerja yang memburuk karena perusahaan harus membayar biaya atas hutang perusahaan tanpa memperhatikan tingkat penjualannya.

Dept to Equity Ratio

Dept to equity ratio adalah nilai pendanaan jangka panjang yang disediakan oleh utang terhadap equitas tersebut.

Dept to Euity Ratio	Utang Jangka Panjang		Dept to Euity Ratio	Rp.  4,900,000	= 1.23
	Total Ekuitas			Rp.  4,000,000

Jika dibandingkan rata-rata industri adalah 0.60 maka Dept to Euity Ratio terlalu tinggi.

Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga

Mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar bunga. Jika perusahaan mempunyai nilai yang rendah atas laba sebelum bunga dan pajak (Earning Before Interest and Taxes-EBIT) sedangkan biaya bunga sangat besar, penurunan yang kecil pada EBIT pada masa yang akan datang akan menyebabkan perusahaan gagal dalam mengembalikan pinjaman. Sebaliknya, nilai yang tinggi atas EBIT terhadap biaya bunga tahunan walaupun EBIT pada masa yang akan datang akan menurun drastis perusahaan akan tetap mampu menutupi biaya bunga. Hal tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

Rasio KPB	EBIT		Rasio KPB	Rp.  4,300,000	= 6.14
	Biaya Bunga Tahunan			Rp.     700,000

Jika dibandingkan rata-rata industri adalah 7.40 maka Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga terlalu rendah.

4.      Pengukuran Kemampuan Memperoleh Laba

Menginkasikan kinerja operasi perusahaan dalam periode tertentu. Nilai dolar yang dihasilkan perusahaan dapat diukur dengan penjualan perusahaan, aktiva, atau ekuitas. Rasio yang mengukur hubungan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Margin Laba Bersih

Pengukuran presentase laba besih dari penjualan.rasio ini mengukur proporsi dari setiap dolar penjualan yang pada akhirnya menjadi laba bersih. Margin ini dapat dihitung dengan rumus:

Margin Laba Bersih	Laba Bersih		Margin Laba Bersih	Rp.  2,520,000	= 0.08
	Penjualan Bersih			Rp.32,000,000

Jika dibandingkan rata-rata industri adalah 0.04 maka Margin Laba Bersih terlalu tinggi.

Laba Atas Aktiva (Return on Assest-ROA)

Perusahaan mengukur presentase laba bersih perusahaan atas jumlah total aktiva yang digunakan perusahaan. Didefinisikan sebagai berikut:

ROA	Laba Bersih		ROA	Rp.  2,520,000	= 0.25
	Total Aktiva			Rp.10,000,000

Jika dibandingkan rata-rata industri adalah 0.16 maka Laba Aktiva terlalu tinggi.

Laba Atas Equitas (Return on Equity)

Mengukur presentase keuntungan pemegang saham atas investasi mereka pada perusahaan. Rasio ini sangat diperhatikan para pemegang saham dan calon investor karena mengindikasikan keuntunganinvestasi pemegang saham. Rsio tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:

ROE	Laba Bersih		ROE	Rp.  2,520,000	= 0.63
	Total Ekuitas			Rp.  4,000,000

Jika dibandingkan rata-rata industri adalah 0.26 maka Laba Ekuitas terlalu tinggi.

VII.     PENDANAAN

1.      Metode-Metode Pendanaan Utang

Perusahaan meminjam dana untuk diinvestasikan pada aktiva-aktiva. Ada beberapa metode yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a.    Meminjam dari Lembaga-Lembaga Keuangan

Banyak pinjaman untuk masa tiga tahun atau lebih. Pemilik dana akan menilai kelayakan kredit dari perusahaan melalui beberapa faktor, yaitu penggunaan pinjaman keuangan, kondisi keuangan perusahaan, peramalan tentang kondisi perindustrian, jaminan yang diberikan perusahaan yang digunakan untuk mengembalikan pinjaman. Yang perlu diperhaikan adalah suku bunga, bank akan menentukan rata-rata jumlah suku bunga yang harus mereka setorkan dan ditambah jumlah premi. Suku bunga akan berubah jika tingkat suku bunga umum juga berubah.

b.   Menerbitkan Obligasi

Banyak perusahaan besar yang akan memperoleh dana dengan menerbitkan obligasi (surat utang jangka panjang yang dibeli para investor). Cara ini lebih dipilih perusahaan besar karena tingkat bunga yang lebih rendah. Pemegang obligasi adalah kreditor bukan pemilik perusahaan yang mengeluarkan obligasi. Jumlah yang akan diterima oleh pemegang pada saat jatuh tempo disebut nilai par dari obligasi.

2.      Metode-Metode Pendanaan Ekuitas

a.    Laba ditahan

Sebagai contoh, jika perusahaan memerlukan $10 juta untuk keperluan perusahaandan hanya mempunyai $6 juta keuntungan (setelah pajak), maka perusahaan dapat menahan $6 juta sebagai pendapatan ekuitas dan meminjam sisanya sebesar $4 juta.

b.   Menerbitkan Saham

Berbeda dengan obligasi, saham tidak membayarkan pendapatan yang tetap. Berbeda dengan bunga, deviden tidak harus dibayarkan jika perusahaan tidak mempunyai kas. Ada beberapa keuntungan bagi pemegang saham pada metode ini, yaitu:

1)      Adanya hak residu (sisa) atas pendapatan perusahaan. Residu adalah pendapatan yang tersisa setelah semua kewajiban terbayarkan.

2)      Pemegang saham mempunyai kendali atas perusahaan, misalnya dalam pemilihan direktur.

c.    Going Public

Jika perusahaan kecil ingin memperoleh dana tambahan, maka perusahaan dapat mempertimbangkan suatu penawaran perdana yang disebut going public (penerbitan saham pertama bagi masyarakat).

Bagaimana Perusahaan Menerbitkan Sekuritas

1)      Pembuatan

Bank-bank investasi memberikan saran kepada perusahaan tentang jumlah lembar saham atau obligasi yang akan diterbitkan.

2)      Underwriting

Ketika penawaran sekuritas underwritten, bank investasi akan memberikan jaminan suatu harga harga kepada perusahaan penerbit, tanpa peduli berapa harga sekuritas yang akan terjual.

3)      Distribusi

Perusahaan penerbit harus mendaftarkan penerbitannya kepada securities and exchange commission (SEC).

3.      Metode-Metode Perolehan Dana Lainnya

a.      Pendanaan dari Pemasok

Ketika perusahaan mempeoleh berbagai macam pasokan, perusahaan mungkin mempunyai jangka waktu untuk melunasi tagihan. Pada intinya pemasok memberikan pendanaan bagi perusahaan pada jangka waktu tertentu untuk dilunasi.

b.      Leasing

Beberapa perusahaan lebih memilih untuk penggunaan leasing (menyewa) pada aktivanya. Perusahaan memiliki control penuh atas aktiva tersebut selama periode tertentu. Mereka akan mengembalikan aktiva tersebut pada waktu yang ditentukan dalam kontrak. Dengan menyewa aktiva, perusahaan akan membayar sewa secara periodic tetapi tidak perlu mengeluarkan biaya permulaan yang besar.

BAB III

PENUTUP

I.     Kesimpulan

I.     Kegiatan Manajemen Keuangan

1.       Financing decision untuk kegiatan mencari dana dan mengelolanya. 2.       Investment decision untuk kegiatan mengevaluasi rencana investasi fisik. 3.       Deviden decision untuk kegiatan mengelola surat berharga dan melayani investor.

II.  Ruang Lingkup Manajemen

1.        Manajemen Modal kerja 2.       Manajemen kas

3.       Manajemen Piutang 4.       Manajemen investasi fsik

III.    Penyusun Anggaran

Anggaran diartikan sebagai perencanaan atau penerjemahan sebuah program kerja yang diungkapkan dalam bentuk keuangan.

IV.    Akuntansi Keuangan

1.       Pelaporan Kepada Pemegag Saham 2.       Pelaporan kepada Kreditor 3.       Menjamin Keakuratan

4.       Dukungan Pengambilan Keputusan 5.       Pengawasan

V.       Penyusun Laporan Keuangan

1.       Laporan Laba Rugi

2.       Neraca

VI.    Analisis Rasio

1.       pengukuran Likuiditas 2.       Pengukuran Efisiensi

3.       Pengukuran Leverage Keuangan 4.       Pengukuran Kemampuan Memperoleh Laba

VII. Pendanaan

1.       Metode-Metode Pendanaan Utang 2.       Metode-Metode Pendanaan Ekuitas

3.       Metode-Metode Perolehan Dana Lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta, 2001

Basri Indriyo, Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta, Edisi 4, 2002

M. Husni Mubarok, Pengantar Bisnis, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010

Siti Amaroh, Manajemen Keuangan, Elisa.com, Kudus, 2008

Suyadi Prawirosentono, Pengantar Bisnis Modern, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2002

http://id.wikipedia.org/wiki/manajemen_keuangan

---

[1] M. Husni Mubarok, Pengantar Bisnis, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hal: 168

[2] Suyadi Prawirosentono, Pengantar Bisnis Modern, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hal: 119

[3] Siti Amaroh, Manajemen Keuangan, Elisa.com, Kudus, 2008, hal: 147-155

[4]M. Husni Mubarok, Pengantar Bisnis, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hal: 169

[5] Siti Amaroh, Op.cit, hal: 45

[6] M. Husni Mubarok, Op.cit, hal: 173

[7] M. Husni Mubarok, Ibid, hal: 172

[8] http://id.wikipedia.org/wiki/manajemen_keuangan

[9] M. Husni Mubarok, Op.cit, hal: 178